Bukan untuk siapa-siapa

Aku, marahku,

Benciku

Bukan untuk siapa-siapa.

Aku,rontaku,

Rintihku

Bukan untuk siapa-siapa.

Aku, tangisku,

Air mataku

Bukan untuk siapa-siapa.

Aku, teriakku,

Kecewaku

Bukan untuk siapa-siapa.

Aku : “bukan untuk siapa-siapa”.

Aku hanya bisa marah ,meronta

Hanya bisa menangis, teriak.

Bagaimana mungkin, kebisuanku

Sanggup menatap sepasang mata besar, yang berair

Setiap kali memandangku dengan pena di jemarinya

Dan napas panjangnya yang terengah-engah

Serta air matanya yang hangat membanjiri

Ia pun akan berkata :


“puisi ini bukan untuk siapa-siapa”.


“FR’190904”